مرحبا بكم في عالم بلوق الوعظ دين الدولة الإسلام سامانثا المدرسة الثانوية WELCOME TO BLOG SOPIAN HADI MANAJEMEN DAKWAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) JL.KH ABUL HASAN NO.03 SAMARINDA

Sabtu, 14 Januari 2012

STRATEGI KOMUNIKASI DAKWAH

A. KOMUNIKASI
Komunikasi adalah suatu faktor yang penting bagi perkembangan hidup manusia sebagai makhluk sosial. Tanpa mengadakan komunikasi, individu manusia tidak mungkin dapat berkembang dengan normal dalam lingkungan sosialnya, oleh karena tak ada individu manusia yang hidup berkembang dengan tanpa berkomunikasi dengan manusia lainnya .oleh karena itu komunikasi ialah sangat penting, begitu juga komunikasi dalam berdakwah. Kita harus mempunyai strategi komunikasi dalam berdakwah agarkomunikan atau sasaran dakwah dapat mengerti dan memahami apa yang kita sampaikan.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DAKWAH
 Sumber komunikasi terdiri :
a. Seseorang atau sekelompok orang bahkan juga mungkin suatu lembaga.
b. Agar komunikasi dapat berperoses dengan baik diperlukan hal-hal sebagai berikut :
1) Kecakapan berkomunikasi yakni kecakapan berpikir, menulis, menggambar, berbicara dan sebagainya.
2) Punya sikap baik terhadap audience, orang yang diajak berkomunikasi, situasi di mana komunikasi harus dilakukan.
3) Mempunyai pengetahuan tentang orang yang diajak berkomunikasi, dan tentang audience.
4) Sistem sosial dari mana ia melakukan komunikasi, misalnya, menyangkut tentang pergaulan orang yang berkomunikasi, peranannya, termasuk kelompok organisasi apa, bagaimana latar belakang sosialnya, dan sebagainya.
5) Kebudayaan masyarakat dari mana ia melakukan kegiatan berkomunikasi juga perlu diperhatikan oleh komunikator, karena hal ini menyangkut, faktor tradisi, kebiasaan-kebiasaan yang berlaku serta juga ethos dan myhthos-nya yang berpengaruh terhadap kegiataan berkomunikasi.
A. Pesan yang disampaikan kepada komunikan (orang yang diajak berkomunikasi) terdiri dari hal-hal sebagai berikut :
1) Unsur-unsur pesan yang berupa pembicara, topik apa yang dibicarakan, pendengarnya siapa dan bagaimana.
2) Bentuk pesan yang disampaikan apakah berupa audio, visual atau audio-visual (yang dapat didengar, atau yang dapat didengar-dilihat, berupa gambar peragaan misalnya karikatur, advertensi, dan sebagainya.
3) Kode yang dipilih menyangkut bahasa misalnya,bahasa Minang, Aceh, Jawa, Inggris dan sebagainya disesuaikan dengan kemampuan bahasa komunikan agar pesan lebih efisien dan efektif diterima oleh mereka.
4) Isi pesan harus diseleksi dan disusun sedemikian rupa sehingga ide-ide yang terkandung didalamnya dapat dipahami/diterima sehingga akhirnya diikuti, setidak-tidaknya disupport.
5) Pelayanan apakah yang terkandung dalam pesan tersebut yang sesuai dengan kebutuhan orang.
B. saluran yang dipergunakan dalam berkomunikasi adalah melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, daya pencium dan daya merasakan terhadap pesan yang disampaikan. Oleh karenanya pesan dakwah baru efektif bilamana diberikan melaluai panca indera manusia.
C. penerima adalah komunikan (orang yang menerima pesan dalam proses komunikasi itu). Sebagai penerima pesan ia harus memililki kecakapan/keterampilan, sikap dalam bentuk respons, pengetahuan tentang apa yang terkandung dalam organisan, sistem sosial di dalam mana ia berperan, kelompok organisasi yang ia masuki, dan sebagainya; kebudayaan yang ia miliki apakah dapat menerima pesan-pesan dakwah yang disampaikan ataukah terjadi benturan-benturan, atau terjadi semacam akulturasi kebudayaan dan sebagainya

Prof.H.M. Arifin, M.Ed. , Psikologi dakwah , Jakarta:PT. Bumi aksara, cet keenam, 2004, halaman:71
Ibit, Halaman:159
0pcit, HM Arifin halaman : 160

Jumat, 13 Januari 2012

sumber metode dakwah

1.       Al-Qur’an
Di dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang membahas tentang masalah dakwah. Di antara ayat-ayat tersebut ada yang berhubungan dengan para rasul dalam menghadapi umatnya. Selain itu, ada ayat-ayat yang ditujukan kepada Nabi muhammad Saw ketika beliau melanjarkan dakwahnya. Semua ayat-ayat tersebut menunjukkan metode yang harus dipahami dan dipelajari oleh setiap muslim. Karena Allah tidak akan menceritakan melainkan agar menjadi suri tauladan dan dapat membantu dalam rangka menjalankan dakwah berdasarkan metode-metode yang tersurat dan tersirat dalam Al-qur’an, Allah Swt berfirman yang artinya’’ Dan semua kisah-kisah dari rasul-rasul yng kami ceritakan kepadamu ialah kisah-kisah yang dengannya dapat kamu teguhkan hatimu, dan dalam surat ini datang kedamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. (QS.Hud ayat 120)[1]
2.       Sunnah Rasul
Di dalam sunnah rasul banyak kita temui hadits-hadits yang berkaitan dengan dakwah. Begitu juga dalam sjarah hidup dan perjuangannya dan cara-cara beliau pakai dalam menyiarkan dakwahnya baik ketika beliau berjuang di makkah maupun di Madinah. Semua ini memberikan contoh dalam metode dakwahnya. Karena setidaknya kondisi yang di hadapi Rasulllah Saw ketika itu dialami juga oleh juru dakwah sekarang ini.
3.       Sejarah Hidup Para Sahabat dan Fugaha
Dalam sejarah hidup para sahabat-sahabat besar dan para fugaha cukuplah memberikan contoh baik yang sangat berguna bagi juru dakwah. Karena mereka adalah orang yang expert dalam bidang agama. Muadz bin jabal dan para sahabat lainya merupakan figur yang patut dicontoh sebagai kerangka acuan dalam mengembangkan misi dakwah.
4.       Pengalaman
Experience Is The Best Teacher, itu adalah motto yang punya pengaruh besar bagi orang-orang yang suka bergaul dengan orang banyak. Pengalaman juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan orang banyak yang kadangkala dijadikan reference ketika berdakwah.
Setelah kita mengetahui sumber-sumber metode dakwah sudah sepantasnya kita menjadikannya sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas dakwah yang harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang sedang terjadi.[2]


[1] M. Munir , S.Ag.,Metode dakwah ,jakarta: Prenada Media, cet kedua, 2006. Halaman 19                                                                                                      
[2] Ibit  halaman: 20