“Kenyataan hari ini adalah mimpi kita kemarin, dan mimpi kita hari ini adalah kenyataan hari esok” (Hasan Al-Banna)
“Bermimpilah engkau setinggi langit” (Pepatah)
Setiap
orang mempunyai area mimpi yang berbeda, karena setiap orang bebas
untuk bermimpi, seperti burung yang terbang di angkasa, setiap orang
dapat memilih ingin menjadi begini dan begitu, mau ini dan itu, yang
intinya menggambarkan cerita sukses kehidupan, dan seluruh mimpi itu
terangkum dalam jutaan keinginan kita.
keinginan yang tak tahu dimana
ujungnya waktu dan tempatnya.
Mimpi adalah suatu hal yang sangat
urgent dalam kehidupan karena akan menunjukkan peta dan langkah
kesuksesan kita. Mimpi memang membuat hidup jadi lebih indah karena
keberhasilannya, namun banyaknya juga mimpi yang tak tergapai dan tak
terbeli. Hanya orang mati sajalah yang tidak mempunyai keinginan dan
mimpi.
Berani bermimpi adalah langkah awal untuk sukses, dan
ketakutan kita untuk bermimpi awal dari kesalahan fatal dalam kehidupan.
Selalu memperbaharui mimpi akan menjadikan hidup lebih bersemangat dan
obsesif, meninggalkan dan melupakannya akan sebaliknya. Membatasi mimpi
akan menjadikan kita terkungkung dalam sebuah kotak yang membuat gerak
dan langkah kita menjadi terbatas.
Ada 5 hal, bagaimana kita mengelola mimpi-mimpi kehidupan kita :
1. Faktor mental
Mimpi
itu sangat dekat kaitannya dengan khayalan dan pemikiran, olehnya
faktor mental menjadi sangat berperan. Mimpi besar hanya bisa dilahirkan
orang yang memiliki mental besar, orang memiliki mental langit yang
dekat dengan Yang Maha Besar. Jangkauan mimpi dan berpikirnya akan jauh
ke depan, menembus batas kehidupan setelahnya, ia akan menghasilkan
karya-karya besar dan luar biasa dalam kehidupannya, sebaliknya orang
yang takut kepada makhlukNya akan melahirkan mimpi yang kerdil, mimpi
hanya tentang harta, tahta dan wanita, hanya mimpi sesaat dan sejauh
mata memandang.
2. Reasonable
Mimpi itu memang harus masuk akal dan logika, i-reasonable mimpi akan hanya menjadi mission impossible
kehidupan sebagaimana di film-film. Ada dua logika bagaimana kita
merasionalkan mimpi, pertama: Logika Langit, Tuhan tahu apa yang terbaik
untuk makhluk-Nya, logika langit adalah logika agama, inspirasi mimpi
yang bersumber dari Wahyu dan sabda Nabi-Nya. Kedua; Logika Manusia,
Tuhan tidak mendatangkan hujan emas dari langit, tapi mimpi itu harus
logis dan dapat dikerjakan manusia, bukan sesuatu yang mengawang-awang.
3. Jelas
Banyak
orang bermimpi, namun hanya sepintas lalu, samar-samar atau hanya
setengah hati. Seyogianya mimpi itu haruslah jelas, plus minusnya,
bagaimana gambaran detail mimpi itu, hipotesa mimpi dan rencana aksi
harusnya suatu hal yang jelas dan tersusun dalam planning kehidupan.
Kegagalan kita mendeclear, men-zoom dan memperjelas mimpi adalah
kegagalan kehidupan kita.
4. Terkoneksi
Koneksi adalah
sebahagian dari kesuksesan mimpi, terkadang ada suatu hal yang sebaiknya
dikerjakan oleh bukan diri kita, tapi oleh yang lain. Kita boleh
bermimpi dan berencana tapi Tuhan juga punya rencana, manusia yang lain
juga punya keinginan dan rencana, tinggal bagaimana kita menyambungkan,
mengkoneksikan dan menyesuaikan antara mimpi kita, rencana Tuhan dan
keinginan manusia.
5. Sumber daya
Pengetahuan dan
kepemilikan sumber daya memberikan pengaruh besar dalam mensukseskan
mimpi. Sumber daya langit adalah sumber daya tak terbatas, “berdoalah
(mintalah keinginanmu), Niscaya akan Aku kabulkan”. Di sisi yang lain,
sebaiknya kita saatnya berfikir bagaimana mimpi kita dapat dibiayai
orang lain, karena jika mengandalkan sumber pribadi, akan sangat
terbatas. Ketiga sumber daya ini jika dimaksimalkan dan diintegrasikan
akan sangat membantu suksesnya mimpi kita
Wallahu a’lam bishshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar