مرحبا بكم في عالم بلوق الوعظ دين الدولة الإسلام سامانثا المدرسة الثانوية
Kamis, 10 Januari 2013
Maulana Syaikh TGH KH Zainuddin Abdul Majid
Beliau
adalah sosok ulama karismatik yang berasal dari Indonesia bagian timur.
Kedalaman ilmu yang dimilikinya menjadikannya beliau sosok ulama yang
cukup di segani dan termasyhur serta menjadi kebanggaan indonesia bahkan
dunia. Ulama Ahli Hadist Mekkah Habib Muhammad Alwi al maliki bahkan
pernah mengatakan ” Tidak ada para ulama dan Pelajar di Mekkah yang
tidak mengenal Syech Zainuddin , beliau adalah ulama besar yang memiliki
segudang ilmu bukan hanya milik bangsa Indonesia tapi milik umat islam
sedunia. Ucapan Habib Muhamad alwi almaliki tersebut bukan tanpa alasan.
Sosok Zainuddin bin Abdul madjid sudah terkenal memiliki kecerdasan
yang luar biasa sejak usia remaja. Para guru-gurunya pun mengakui
kelebihan yang dimiliki oleh Zainuudin.
Ulama asal Lombok ini
terkenal dengan sebutan Tuang Guru Zainuddin bin Abdul Madjid Al amfani
Al Fancuri, Lahir di Desa Pancor lombok timur tangal 11 may 1906. Ayah
beliau KH. Abdul Madjid seorang ulama dan pejuang yang cukup di segani
di lombok . Menjelang kelahiran Putranya, ayahnya bermimpi didatangi
Waliyulloh dari Tarim Hadromaut , dalam mimpi tersebut di beri pesan
agar anaknya di beri Nama ”Saqqap” yang artinya “Orang yang memperbaiki
atap” Orang Indonesia menyebutnya “assegap” dan secara kebetulan
Waliyulloh tersebut bernama “Saqqop”. Sejak kecil Zainuddin dipanggil
dengan dialek sasak dengan sebutan “Segep” atau “gep”. Setelah
Menunaikan Ibadah Haji baru Namanya di ganti dengan Haji Zainuudin bin
Abdul Madjid.
Sejak kecil Tuan Guru ZAinuddin belajar kepada
ayahnya dan ulama ulama di Lombok. Menginjak usia Remaja Tuan Guru
Zainuddin di kirim ayahnya untuk belajar di Mekkah. Kecerdasan yang
dimilki Tuan Guru Zainuddin mampu menyerap ilmu-ilmu yang di berikan
gurunya. Diantara guru -guru beliau di Mekkah adalah Syech Hasan Muhamad
Al masysyat, Al alamah Syech Salim rahmatulloh dan lain-lain.
Kejeniusan Tuan Guru Zainuddin sangat di kagumi oleh guru guru beliau.
Bahkan ketika masuk di Madrasah Al-Shaulatiyah sebagaimana lazimnya
setiap pelajar yang akan belajar di sana harus melalui tes, dan yang
memberikan tes tersebut adalah direktur Al Shaulatiyyah sendiri Al
alamah Syaikh Salim Rahmatullah dan Syaikh Hasan Muhammad Al-Masysyath.
Dan hasilnyapun sungguh mencengangkan, Tuan Guru Zainuddin lulus tes dan
ditempatkan langsung di tingkat tiga. Namun dengan kerendahan hatinya
Tuan Guru Zainuddin meminta agar dirinya masuk ke tingkat 2 saja dengan
alasan untuk memperdalam ilmu Nahwu Shorof. Dengan demikian akhirnya
Zainuddin belajar di Madrasah Al Shaulatiyyah langsung ke tingkat 2.
Tuan Guru Zainuddin tak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan
kepadanya untuk belajar dengan sungguh sungguh. Dengan di temani oleh
ibunya selama di Mekkah, Tuan Guru Zainuddin selalu minta Ridho dan do’a
dari ibunya demi kesuksesannya dalam belajar. Dan terbukti Tuan guru
Zainuddin lulus dengan predikat “Mumtaz” (camlaude). Sebagai penghargan
atas prestasinya Direktur Madrasah Al-Shaulatiyah Syaikh Salim
Rahmatullah mengundang Ahli Kaligrafi terbaik di Mekkah untuk menulis
Ijazah Tuan guru Zainuddin, bahkan Beliau mengatakan bahwa “Madrasah Al
shaulatiyah tidak perlu memiliki murid banyak , cukup satu orang saja
asalkan memilki prestasi dan berkualitas seperti ZAinuddin”. Prestasi
yang didapat oleh Tuan guru Zainuddin bukan tanpa pengorbanan, Ibunda
yang selalu mendampingi dan mendo’kannya telah meninggal dunia di
Makkah.
Hampir 13 tahun Ta’lim di Makkah Tuan Haji Zainuddin
kembali ketanah air. Suasana konflik di tanah air dengan Belanda , telah
membangkitkan semangat beliau untuk berdakwah dan melakukan perlawanan
terhadap penjajah. Beliau melakukan dakwah ke berbagai plosok daerah dan
terkenal dengan sebutan “Guru Bajang” . Tahun 1934 Tuan Guru Haji
Zainuddin mendirikan Pesantren bernama “Al Mujahidin” yang merupakan
Cikal bakal berdirinya “Nahdlatul Wathon” yang di didirikan tgl 22
Agustus 1937 . Pembawaanya yang berwibawa dan keluasan ilmu yang
mendalam menjadikan beliau sosok ulama yang menjadi panutan dan rujukan
para ulama, sikapnya yang sederhana tak menunjukan bahwa beliau seorang
ulama. Selalu mendengar keluh kesah warganya dan mencoba di carikan
jalan keluarnya. Maka beliau begitu sangat di cintai murid dan warganya.
Perkembangan Nahdlatul Wathon sangat pesat sampai saat ini telah
memilki hampir 1000 cabang di seluruh nusantara, perkembangan tersebut
tak lepas dari peran para muridnya yang membuka cabang di daerah
tinggalnya masing masing.
Jaringan Intelektual TGH
Muhammad Zainuddin AM memiliki jaringan intelektual yang luar biasa,
terutama silsilah guru-guru yang didapatinya selama di Makkah
al-Mukarromah. Jaringan ini mencerminkan betapa luasnya pengembaraan
mencari ilmu dan matangnya keilmuwan TGH Muhammad Zainuddin AM. Silsilah
keilmuwan yang diperolehnya tidak dalam satu mata rantai dalam setiap
cabang keilmuwan, melainkan beberapa guru yang memiliki kemampuan dan
pengetahuan agama yang luas.
Guru-guru yang mengajarkan al-Qur’an dan kitab melayu: 1. T.G.H. Abdul Majid 2. T.G.H. Syarafuddin Pancor Lombok Timur 3. T.G.H. Abdullah bin Amak Dulaji Kelayu Lombok Timur 4. Al ‘Alim al-‘Allamah al-Syaik al-Kabir al-Arifubillah Maulana Syaikh Hasan Muhammad al-Mahsyat 5. Al ‘Alim al-‘Allamah al-Faqih Maulana al-Syaikh Umar Bajunaid al- Syafi’i 6. Al ‘Alim al-‘Allamah al-Faqih Maulana Syaikh Muhammad Syaid al-Yamani al-Syafi’i 7. Al ‘Allim al-‘Allamah al-Mutaffanin Sibawaihi Zanamihi Maulana Syaikh Ali al-Maliki 8. Maulana Syaikh Abu Bakar al-Falimbangi 9. Maulana Syaikh Hasan Jambi al-Syafi’i 10. Al ‘Allim al-‘Allamah al-Muffasir Maulana al-Syaikh Abdul Qadir al-Mandili al-Syafi’i 11. Al ‘Allim al-‘Allamah al-Shufi Maulana Syaikh Muhtar Betawi al-Syafi’i 12. Al ‘Allim al-‘Allamah al-Muhaddis Maulana Syaikh Umar Hamdan al Mihrasi al-Maliki 13. Al ‘Allim al- ‘Allamah al-Muhaddis Maulana Syaikh Abdul Qadir al-Syibli al-Hanafi 14. Al ‘Allim al-‘Allamah al-Adib al-Shufi Maulana Syaikh al-Syayid Muhammad Amin al-Kuthbi al-Hanafi 15. Al ‘Allim al-‘Allamah Maulana Syaikh Muhsin al-Musahwa al-Syafi’i 16. Al ‘Allim al-‘Allamah al-Falaqi Maulana Syaikh Khalifah al-Maliki 17. Al ‘Allim al-‘Allamah Maulana Syaikh Jamal al-Maliki 18. Maulana Syaikh al-Shahih Muhammad Shalih Mukhtar al-Makhdum al-Hanafi 19. Al-‘Allim al-‘Allamah al-Syafi’i Maulana Syaikh Mukhtar al-Makhdum Al Hanafi 20. Maulana Syaikh al-Syayid Ahmad Dahlan Sadakah al-Syafi’i 21. Maulana Syaikh Salim Cianjur al-Syafi’i 21. Al-‘Allim al-‘Allamah al-Muarrikh Maulana Syaikh Salim Rahmatullah al-Maliki 22. Maulana Syaikh Abdul Gani al-Maliki 23. Maulanasyaikh al-Syayid Muhammad Arabi al-Tubani al-Jasairi al-Maliki 24. Maulana Syaikh al-Faruq al-Maliki 25. Maulana Syaikh al-Wa’id al- Syaikh Abdullah al-Farisi 26. Maulana Syaikh Mala Musa
Guru Ilmu Tajwid, al-Qur’an dan Qiraat Sab’ah: 1. Al-Syaikh Jamal Mirdad (Imam dimakam Imam Hanafi di Masjidil Haram) 2. Al-Syaikh Umar Arba’in (Ahli Qur’an dan Qasidah yang sangat terkenal) 3. Al-Syaikh Abdul Latif Qari (Guru besar di Qiraat Sab’ah di Madrasah 4. Ashaulatiyah) 4. Al-Syaikh Muhammad Uba’id (kepala guru/Guru besar dalam bidang Tajwid dan Qiraat yang sangat terkenal di Makkah).
Ilmu Fiqih, Tasawuf, Tajwid, Usulul Fiqih dan Tafsir: 1. Al-‘Alamah ‘al-Syaihk Umar Bajunaid al-Syafi’i 2. Al-‘Alimul al-Alamah al-Syaikh Muhammad Said al-Yamani 3. Al-‘Alamah al-Syaikh Muhtar Betawi 4. Al-‘Alamah al-Syaihk Abdul Qadir al-Mandili (Murid Khusus dari al- Allamah 5. Syaikh Ahmad Hamud Minangkabau Sumatera Barat) 6. Al-‘Alamah al-Faqih Abdul Hamid Abdur Rabb al-Yamani 7. Al-‘Mutaffanin al-‘Allamah al-Syayid Muhsin al-Musawa (Musisi Pendiri Darul Ulum al-Diniyah Makkah Mukarramah) 8. Al-‘Allamah al-Adib al-Syaikh Abdullah al-Lajahi al-Farisi (Pengarang Yang Sangat Terkenal)
Guru Ilmu Arud (Syair Bahasa Arab): 1. Al-‘Allim al-‘Allamah al-Syaikh Abdul Qani al-Qadli 2. Al-‘Allim al-‘Allamah al-Adib al-Sayyid Muhammad Amin al-Kutbi
Guru Ilmu Falak: 1. Maulana Syaihk Cianjur (Jawa Barat) 2. Al-‘Allim al-‘Allamah al-Falaki Maulana Syaikh Khalifah al-Makki 3. Al-‘Allim al-‘Allamah al-Sayyid Ahmad Dahlan Sadakah al-Syafi’i
Guru Ilmu Hadits, Mustalahul Hadits, Mustahul Tafsir, Ilmu Fara’id, Sirah (Tarikh) dan Berbagai Ilmu Alat (Nahu-Syaraf): 1. Al-‘Allamah al-Qabir Sibawaihi Zamanihi al-Syaikh al-Maliki 2. Al-‘Allamah al-Jalil Asyaikh Jamal al-Maliki 3. Al-‘Allim al-‘Allamah al-Kabir al-Muhaddist Maulana Syaihk Umar Hamdan al-Mihrazi al-Syafi’i 4. Al ‘Allimul ‘Allamah al-Kabir al-Muhaddist Maulana Syaikh Abdullah al-Buhari al-Syafii (Mufti Istanbul)
5. Maulanna Wamurabbi Abil Barokah al-‘Allim al-‘Allamah al-Ushuli
al-Muhaddist al-Shufi al-‘Arifubillah Maulana Syaikh Hasan Muhammad
al-Mahsyat al-Maliki 6. Al-‘Allim al-‘Allamah al-Shorfi Maulana Syaikh Muftar Makdum al-Hanafi 7. Al-‘Allim al-‘Allamah Maulana Syaikh al-Sayyid Muhsin al-Musawa 8. Al-‘Allim al-‘Allamah al-Adeb al-Shufi Maulana Shaihk al-Sayyid Muhammad Amin al-Kutbi al-Hanafi 9. Al-‘Allim al-‘Allamah al-Syaikh Umar al-Faruk al-Maliki 10. Al-‘Allim al-‘Allamah al-Kabier al-Syaikh Abdul Qadir al-Syalabi al-Hanafi
Guru Ilmu Arwad (Ahzab): 1. Al-‘Allim al-‘Allamah (Kyai Falaj) (Bogor Jawa Barat) 2. Maulana Syaihk Malla Musa al-Maqribi
Guru Khat (Kaligrafi): 1. Al-Khattah al-Syaikh Abdul Aziz Langkat 2. Al-Khattah al-Syaihk Dau al-Rumani al-Fhatani 3. Al-Khattah al-Syaihk Muhammad al-Ra’is al-Maliki
Dari semua guru TGH Muhammad Zainuddin AM, ada lima guru/ulama yang
sangat berjasa dalam membimbing dan mendidiknya di Mekah: Syaikh Hasan
Muhammad al-Mahsyat al-Maliki, Syaikh al-Sayyid Muhammad Amin al-Kutbi
al-Hanafi, Syaikh Umar al-Faruk al-Maliki, dan Syaikh al-Sayyid Umar
Hamdan al-Mihrasi al-Syafi’i.
Kiprah Sosial-Keagamaan
Melihat kondisi masyarakat Lombok yang masih terbelenggu oleh kebodohan
dan keterbelakangan, TGH Muhammad Zainuddin AM merasa tertantang untuk
membenahi masyarakatnya yang masih dalam jajahan Belanda, Jepang, Hindu
Bali (Anak Agung Karangasem) melalui pencerdasan agama. Kepulangannya
dari Mekah pada tahun 1934 ketika terjadi peperangan antara Raja Syarif
Husein dengan Raja Abdul Aziz bin Abdurrahman sehingga ia kembali ke
Lombok untuk membuka pengajian pemula untuk masyarakat dengan sistem
halaqah (Abdul Hayyi Nu’man, 1998).
Pondok Pesantren yang
didirikan diberi nama Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan (membela tanah
air) sesuai dengan obsesinya untuk membela tanah air dari kaum penjajah.
Dengan berbekal ilmu yang dimiliki, ia mampu tampil sebagai seorang
ulama yang mempunyai kompetensi besar dalam membentuk kader ulama.
jenjang pendidikan yang khusus untuk mencetak kader ulama diberi nama
Ma’had Darul Qur’an Wal Hadits. Sebagai seorang Mujahid, TGH Muhammad
Zainuddin AM berupaya melakukan inovasi untuk meningkatkan pengetahuan
agama masyarakat. Itu sebabnya, ia membuat rintisan dengan
memperkenalkan sistem madrasi dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran agama di NTB, membukan lembaga pendidikan khusus bagi wanita,
mengadakan Syafatul Qubra, meciptakan hizib tarekat Nahdaltul Wathan,
membuka sekolah umum di samping sekolah agama, menyususn nazham
berbahasa Arab bercampur bahasa Indonesia.
Berikut ini kiprah sosial-keagamaan TGH Muhammad Zainuddin AM: 1. Pada tahun 1943 mendirikan Pesantren Al-Mujahidin 2. Pada tahun 1937 mendirikan Madrasah NWDI 3. Pada tahun 1943 mendirikan Madrasah NBDI 4. Pada tahun 1945 pelopor kemerdekaan RI untuk daerah Lombok 5. Pada tahun 1946 Pelopor Penggempuran Nica di Selong Lombok Timur 6. Pada tahun 1947/1948 menjadi Amirul Hajji dari negara Indonesia Timur 7. Pada tahun 1948/1949 Anggota delegasi Negara Indonesia Timur ke Saudi Arabia 8. Pada tahun 1950 Konsultan NU Sunda Kecil 9. Pada tahun 1952 Ketua badan penasehat Masyumi Daerah Lombok 10. Pada tahun 1953 Mendirikan organisasi Nahdlatul Wathan 11. Pada tahun 1953 Ketua Umum PBNW pertama 12. Pada tahun 1953 Merestui terbentuknnya NU dan PSII di Lombok 13. Pada tahun 1954 Merestui terbentuknya PERTI Cabang Lombok 14. Pada tahun 1955 Anggota Konstituante RI hasil Pemilu I 1955 15. Pada tahun 1964 Menjadi peserta KIAA (Konferensi Islam Asia Afrika) di Bandung 16. Pada tahun 1964 Mendirikan Akademi Paedagogik NW 17. Pada tahun 1965 Mendirikan Ma’had Darul Qur’an Wal Hadist Al Majidiah Asy Syafi’iyah Nadlatul Wathan 18. Pada tahun 1972/1982 Anggota MPR RI hasil Pemilu II dan III 19. Pada tahun 1971/1982 Penasehat Majelis Ulama’ Indonesia Pusat 20. Pada tahun 1974 Mendirikan Ma’had Lil Banat 21. Pada tahun 1975 Ketua Penasehat bidang Syara’ Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram 22. Pada tahun 1977 Menjadi Rektor Universitas Hamzan Wadi 23. Pada tahun 1977 Mendirikan Universitas Hamzan Wadi 24. Pada tahun 1977 Mendirikan Fakultas Tarbiyah Universitas Hamzan Wadi 25. Pada tahun 1978 Mendirikan STKIP Hamzan Wadi 26. Pada tahun 1978 Mendirikan Sekolah Ilmu Syari’ah Hamzan Wadi 27. Pada tahun 1982 Mendirikan Yayasan Pendidikan Hamzan Wadi 28. Pada tahun 1987 Mendirikan Universitas Nahdlatul Nathan di Mataram 29. Pada tahun 1987 Mendirikan Sekolah Ilmu Hukum Hamzan Wadi 30. Pada tahun 1990 Mendirikan Sekolah Ilmu Da’wah Hamzan Wadi 31. Pada tahun 1994 Mendirikan Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) putra putri 32. Pada tahun 1996 Mendirikan Institut Agama Islam Hamzan Wadi
Pemikiran dan Karyanya
Konsep pendidikan yang diajarkan adalah bahwa pendidikan tidak hanya
memberikan ilmu pengetahuan (kognitif), tetapi juga pemupukan moral,
melatih dan mempertinggi nilai-nilai kemanusiaan. Karena pendidikan
adalah kewajiban manusia untuk mengabdi kepada Allah SWT. Dalam hal ini,
usaha yang ia pikirkan dan praktikkan adalah pengembangan pendidikan
Islam melalui pesantren. Yakni, berusaha mengembangkan pesantren dengan
menerima beberapa pemikiran alternatif yang dapat dijadikan sebagai
masukan/kontribusi bagi pengembangan pesantren sejalan dengan perubahan
zaman. Karena itu, menurut TGH Muhammad Zainuddin AM, pesantren mesti
merubah orientasinya dengan tidak sekadar berorientasi pada pencarian
ilmu agama, tetapi juga ilmu-ilmu yang lain.
TGH Muhammad
Zainuddin AM dikenal sebagai ulama yang tidak sekadar menekuni dunia
pendidikan di pesantren dan masyarakat, tetapi juga sebagai penulis dan
pengarang yang produktif yang bakatnya ini timbul sejak masih belajar di
Madrasah Ash-Shaulatiyah di Mekah. Beberapa karya yang dihasilkannya di
antaranya dalam bentuk kitab, kumpulan doa, dan lagu-lagu perjuangan
dalam bahasa Arab, Indonesia, dan Sasak.
Karya-karyanya antara lain: 1. Risalah al-Tauhid 2. Sullam al-Hija’ 3. Syarah Safinah al-Najah 4. Nahdlah al-Zainiyyah 5. Al-Tuhfah al-Ampananiyah 6. Al-Fawakih al-Nahdliyyah 7. Mi’raj al-Sibyan ila Samaim al-Bayan 8. Anfat ‘Ala Tarikah al-Tsaniyah 9. Hizib Nahdlatul Wathan 10. Hizib Nahdlatul Banat 11. Tarekat Hizib Nahdlatul Wathan 12. Batu Ngumpal Anak Nunggal 13. Tarekat Batu Ngumpal 14. Wasiat Renungan Masa I 15. Wasiat Renungan Masa II 16. Ta’sis NWDI 17. Imamuna al-Syafi’i 18. Mi’raj al-Sibyan 19. Siraj a-Qulub fi Da’iyat ‘Alamat al-Guyub
Banyaknya karya yang telah ia terbitkan mencerminkan ketinggian ilmu
yang dimilikinya, sehingga oleh guru-gurunya TGH Muhammad Zainuddin AM
mendapat pujian dan kepercayaan yang besar. Di antaranya, ia pernah
diberi kesempatan untuk memberikan kata pengantar dari gurunya Maulana
Syaikh Hasan Muhammad al-Mahsyat. Dalam kata pengantar yang ia tulis
untuk kitab Baqi’ah al-Mustarsyidin karya Maulana Syaikh Hasan Muhammad
al-Mahsyat sambil mengutip hadist Nabi Saw mengatakan: “Janganlah kamu
mempelajari ilmu syariat dari seseorang kecuali dari orang yang baik
riwayat hidupnya dan hatinya dan kamu sekalian telah menyelidiki atas
keamanahannya”. Dari Maulana Syaikh Hasan Muhammad al-Mahsyat inilah, ia
pernah mendapatkan risalah/ijazah dengan seluruh isi kitabnya,
“al-Irsyad bi al-Dzikr ba’da Ma’alim al-Ijazah wa al-Asnaf”. Dari
sinilah, ia menukil sebagian ucapan gurunya tentang kehidupan pribadinya
yang mantap, tetapi tetap menganggap dirinya adalah orang yang hina dan
fakir dalam pengetahuan agama.
Syaikh Hassan Muhammad
al-Mahsyat pernah memberikan sanjungan kepada TGH Muhammad Zainuddin AM.
Berikut kutipannya: “Demi Allah saya kagum kepada Zainuddin, kagum pada
kelebihannya atas orang lain pada kebesaran yang tinggi dan
kecerdsannya yang tiada tertandingi, jasanya bersih ibarat permata
menunjukkan kebersihan ayah bundanya dan karya-karya tulisnya indah lagi
menawan penaka bunga-bungaan yang tumbuh di lereng pegunungan. Di
lapangan ilmu ia dirikan ma’had, tetap dibanjiri thullab dab thalibat
menuntut ilmu dan menggali kitab. Ia kobarkan semangat generasi muda
menggapai mustawa dengan karyanya Mi’raj al-Sibyan ila Sama’i ‘Ilm
al-Bayan. Semoga Alah memanjangkan usianya dan dengan perantarannya ia
memajukan ilmu pengetahuan agama di Ampanan bumi Selaparang. Terkirimlah
salam penghormatan harum semerbak bagaikan kasturi dari tanah Suci
menuju “Rinjani” (Syaikh Muhammad Zainuddin AM dalam Mi’raj al-Sibyan
ila Sama’i ‘Ilm al-Bayan).
Dengan demikian, TGH Muhammad
Zainuddin AM selain dikenal sebagai ulama yang memiliki kepedulaian yang
tinggi terhadap dunia pendidikan Islam, ia juga mampu menuliskan
pikiran-pikirannya untuk memberikan warisan yang paling berharga bagi
penerus-penerusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar